Drs. H. Yayan Mulyantoro MMProgram “Green Belt” dengan
Menggalakkan Sahabat Mangrove
INDRAMAYU – “Global Warming” (Pemanasan Global) telah menghantui penduduk di sulurh dunia. Satu-satunya negara penyangga untuk menjejukkan dan menghijaukan alam di dunia ini, adalah negara berkembang seperti Indonesia. Negara-negara maju banyak bergantung pada Indonesia dalam hal penghijauan alam, karena wilayah dan kondisi alamnya yang masih memungkinkan untuk dibuat “teduh”.
“Namun tantangan terberat saat ini, adalah membangun kesadaran masyarakat untuk ikut andil dalam berbagai kegiatan penghijauan demi keselamatan lingkungannya masing-masing. Ini yang perlu dipompa terus, sehingga masyarakat ikut rasa memiliki dalam rangka keselamatan hidupnya saat ini, dan juga kehidupan mendatang demi alam dan lingkungan yang rindang,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Yayan Mulyantoro MM, di kantornya, Rabu (2/6) siang.
Menurutnya, program kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Indramayu masih seabrek yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Selain upaya-upaya pembenahan hutan darat, juga menggalakan rehabilitasi pantai-pantai di sepanjang Pantura Indramayu. Salah satunya, dengan program Demplot Penanaman Hutan Mangrove Pola “Green Belt”.
“Kami mencoba untuk merangkul semua pihak, seperti masyarakat, perusahaan umum, perbankan, perguruan tinggi, PLN, Pertamina dan lain-lain untuk ikut peduli dan bersatu-padu untuk kesuksesan program Green Belt tersebut. Harapan kami, jika di kemudian hari sudah tidak menjabat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu ini, maka pengganti saya nantinya bisa meneruskan program yang telah direstui Bupati dan DPRD Indramayu itu,” tutur mantan Kepala Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Kota Mangga Indramayu itu.
Menanam pohon, tampaknya bukan seperti mencolek sambal, namun butuh bertahun-tahun jaika ingin dinikmati hasil kerindangannya. Sehingga Yayan Mulyantoro menggebu-gebu dengan program penyelamatan lingkungan dengan penghijauan dari sekarang, dengan harapan, masyarakat bisa merasakan manfaatnya pada beberapa tahun mendatang.
Yayan sempat berkhayal, jika Kabupaten Indramayu hijau dengan tingkat kesuburan dan prosentase hutannya sesuai dengan prioritas aturan dengan tata ruang dan Undang-Undang Lingkungan, maka daerah Indramayu setidaknya mampu mereduksi persentase pemanasan global, khususnya di lingkup Kabupaten Indramayu, dan Indonesia pada umumnya.
Data yang diperoleh dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, Jumat (4/6) menyebutkan, program demplot penanaman hutan mangrove pola green belt tersebut akan menjangkau 1.310 hektar kawasan yang berpotensi untuk dihijaukan yang meliputi 35 desa di sepanjang pantai Pantura Indramayu. Dari luas kawasan hutan seperti itu, akan menghabiskan sekitar 6.500.000 batang mangrove.
Kabid Perlindungan Rehabilitasi Konservasi Lahan (PRKL) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu, Ir. Slachudin MM menambahkan, jangka waktu program Green belt itu jika mau sukses, harus didukung oleh semua pihak. “Jika dihitung dari sekarang, maka akan bisa dinikmati dan dirasakan manfaatnya paling tidak sekitar 25 tahun mendatang. Jadi mau kapan lagi untuk berbuat demi keselamatan hidup di bumi, kalau tidak dimulai dari sekarang ?,” ujarnya. (Satim)***