MARI KITA HIJAUKAN DENGAN HUTAN BUMI WIRALODRA DEMI MENCEGAH GLOBAL WARMING (PEMANASAN GLOBAL)

Jumat, 17 Desember 2010

Indramayu Tuan Rumah Aksi Penghijauan "Balad Kuring" Provinsi Jawa Barat

AKSI PENGHIJAUAN JAWA BARAT

Bupati Indramayu yang baru, Hj. Anna Sophanah tengah memberikan kata sambutan perdana di depan publik dalam bidang lingkungan, Rabu (15/12) siang. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Bupati Anna Pidato Perdana di Depan Publik

INDRAMAYU, Pendopo Indramayu – Hari Penghijauan tingkat Provinsi Jawa Barat yang berlangsung di Kabupaten Indramayu, Rabu (15/12) siang, boleh jadi merupakan pidato perdana bagi Bupati Indramayu yang baru, Hj. Anna Sophanah di bidang lingkungan hidup. Baru empat hari sejak Anna dilantik menjadi Bupati Indramayu periode 2010-2015 pada Minggu (12/12) siang, dan hari Rabu (1512) siang, ia sudah dipercaya sebagai tuan rumah program aksi penghijauan se-Jawa Barat yang berlangsung di obyek wisata Water Park Bojongsari, Indramayu.

Rabu (15/12) siang itu, Anna yang mengenakan jilbab dan berkaos putih bertuliskan “Selamatkan DAS Cimanuk dan Peduli Lingkungan” tersebut, rela menapaki halaman yang becek dan berair yang berada di halaman parkir Water Park Bojongsari. Ia bahkan menyampaikan tentang kondisi lokasi aksi penanaman pohon yang berair, karena semalaman di Indramayu diguyur hujan. Dengan gaya bahasa sedikit humor, Anna mengatakannya kepada hadirin yang datang dari berbagai daerah se-Jawa Barat.

“Sesuai dengan namanya Water Park atau Water Bom, jadi lokasi penanaman pohon berair seperti ini. He...hee...heee !,” ucap Anna Sophanah dalam salah satu kalimat kata sambutannya.

Anna juga merasa berterima kasih atas kepercayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai tuan rumah untuk aksi penghijauan dan penyelamatan lingkungan di tahun 2010. Terutama penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, karena Sungai Cimanuk hingga kini menjadi sumber kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat Indramayu yang mayoritas bergerak di sektor pertanian.

“Oleh karena itu, semua pihak dan semua kalangan masyarakat, khususnya yang berada di Kabupaten Indramayu, harus terbangun untuk peduli kebersihan lingkungan dan penghijauan dengan menanam dan memelihara pohon, demi keselamatan lingkungan di masa kini dan masa-masa mendatang,” kata istri mantan Bupati Indramayu periode 2000-2005 dan 2005-2010, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) itu.

Dalam akhir acara, Bupati Indramayu Anna Sophanah disertai perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat meninjau mobil laboratorium lingkungan, dan stand pameran yang berkaitan dengan produk-produk ramah lingkungan, serta sejumlah kerajinan yang dihasilkan pelajar di Kota Mangga Indramayu. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Sumber : pendopoindramayu.blogspot.com, Rabu, 15 Desember 2010

Indramayu Terancam Tenggelam

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menerima penghargaan sebagai Bupati Indramayu yang peduli penghijauan di daerahnya, Rabu (15/12) siang. (Kanan) Ketua BPLDH Dr. Ir. Setiawan Wangsa Atmaja tengah diwawancari awratawn. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Indramayu Terancam Tenggelam

INDRAMAYU, Pendopo Indramayu Jika tidak dimulai sekarang untuk peduli lingkungan dan penghijauan, beberapa peneliti lingkungan di Indonesia menyatakan, bahwa Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu daerah pantai di Jawa Barat “terancam tenggelam”, terutama di sepanjang dataran pantai yang tersebar di sepanjang Laut Jawa Indramayu.

Yang lebih parah, terutama bakal terjadi sekitar seratus tahun mendatang. Pada tahapan generasi masyarakat Kota Mangga selanjutnya akan mengalami musibah yang diperkirakan bakal mengerikan. Air laut naik dan mengamuk menenggelamkan daratan wilayah Kabupaten Indramayu, dan air itu melumat ratusan ribu kilometer kawasan Bumi Wiralodra itu.

Para peneliti lingkungan dari Universitas Teknologi Bandung (ITB) sudah memaparkan hasil penelitiannya itu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Belum ditambah dengan kasus pemanasan global, maka persoalan lingkungan yang dihadapi Indramayu cenderung tidak ringan. Padahal, Indramayu merupakan daerah yang potensial untuk dijadikan “sabuk hijau” di Jawa Barat. Namun, apabila kita semua tidak tergerak untuk peduli kebersihan lingkungan dan penghijauan, hasil penelitian pihak ITB itu kemungkinan bakal terbukti.

Demikian salah satu bagian dari kata sambutan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang disampaikan Ketua Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLDH) Jawa Barat, Dr. Ir. Setiawan Wangsa Atmaja pada acara aksi penghijauan Jawa Barat yang bertema “Balad Kuring” (Sunda) atau “ Bala Reang” (Jawa Indramayu) menanam pohon yang dipusatkan di halaman parkir Water Park Bojongsari Indramayu, Rabu (15/12) siang.

“Memang ancaman Indramayu bakal tenggelam itu, diperkirakan seratus tahun yang akan datang. Mungkin kita-kita ini sudah tidak ada lagi. Tapi apa yang kita lakukan hari ini, dengan peduli kebersihan lingkungan dan menanam pohon, berarti ikut peduli demi generasi mendatang. Inilah inti pokok dari acara lingkungan untuk menanam pohon,” kata Setiawan (atau yang akrab disapa Iwan) kepada sejumlah bupati/wali kota se-Jawa Barat.

Iwan juga merasa berterima kasih kepada Hj. Anna Sophanah sebagai Bupati Indramayu yang baru saja dilantik pada Minggu (12/12) siang, karena Anna dianggap salah satu kepala daerah yang terlihat serius peduli terhadap lingkungan dengan aksi program penghijauan dalam mengawali tugasnya sebagai pemimpin Indramayu.

Sehingga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan penghargaan kepada Indramayu sebagai salah satu derah yang peduli lingkungan dan penghijauan. Dalam kesempatan itu, sejumlah penghargaan juga diberikan kepada para pegiat lingkungan yang ada di Jawa Barat. Diantaranya, Kelompok Tani Hutan Mangrove Indramayu “Rapi Jaya Putra Indramayu” yang dipimpin Junaedi, juga pihak sekolah diantaranya SMPN 2 Sindang RSBI.

Anna Sophanah yang mengawali pidato terbuka di depan publik sejak ia dilantik menjadi Bupati Indramayu pada Minggu (12/12) mengatakan, pada prinsipnya Kabupaten Indramayu tetap serius untuk menyelamatkan lingkungan.

“Segala program pembangunan harus mengacu pada bagaimana kajian lingkungannya. Itu dilakukan, demi keselamatan Indramayu dari berbagai ancaman bencana alam,” kata istri mantan Bupati Indramayu periode 2000-2005 dan 2005-2010, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin ( Yance) itu.

Dalam acara aksi penghijauan di Water Park Bojongsari itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Ir. Aep Surahman mengatakan, aksi tanam pohon dan sejumlah aksi kebersihan lingkungan meruapakan program rutin dan berkelanjutan yang dilakukan pihak Kantor Lingkungan Hidup yang dipimpinnya.

“Yang paling utama, untuk membangun kesadaran masyarakat agar peduli lingkungan yang ada di sekitarnya. Kebersihan lingkungan dan penghijauan semestinya harus dilakukan semua pihak sebagai makna dari aksi kepedulian lingkungan ini,” ujarnya. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Sumber : pendopoindramayu.blogspot.com, Rabu, 15 Desember 2010

Bupati Indramayu Anna Sophanah Pimpin Tanam Pohon


PENGHIJAUAN LINGKUNGAN BERTAJUK "BALAD KURING" JAWA BARAT

Bupati Indramayu Periode 2010-2015, Hj. Anna Sophanah dalam suatu acara sepeda santai di Kota Mangga. (Pendopo Indramayu/Satim)*** Foto-foto : Satim

Bupati Anna Pimpin Tanam Pohon

INDRAMAYU, Pendopo Indramayu – Gerakan aksi menanam pohon untuk penyelamatan lingkungan di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, tampaknya merupakan hari kerja pertama di bidang lingkungan bagi Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah yang baru saja dilantik pada Minggu (12/12) siang, di Pendopo Bupati Kota Mangga. Dan wanita kelahiran Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu itu dinobatkan sebagai pemimpin wanita pertama di Indramayu untuk masa bakti 2010-2015.

Anna yang sebelumnya hanya mendampingi sang suami, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) dalam berbagai acara pemerintahan di Kota Mangga itu selama sepuluh tahun. Namun sejak Minggu (12/12), Anna Sophanah-lah yang ganti memimpin berbagai acara pemerintahan Kabupaten Indramayu. Sementara Yance (panggilan akrab Irianto MS Syafiuddin) seusai serah jabatan kepada istrinya, Minggu (12/12) siang, kini posisi Yance balik ke belakang, dan akan mendampingi istrinya itu yang kini mengepalai pemerintahan Kabupaten Indramayu.

“Karena saya tidak jadi bupati lagi. Masa jabatan saya sebagai bupati selama dua periode sudah habis. Kini, istri saya yang gantian memimpin Indramayu. Sebagai suami, posisi saya hanya mendampinginya,” kata Yance.

Anna sendiri, untuk acara lapangan di bidang lingkungan, yang pertama bagi Anna memimpin langsung aksi penanaman jutaan pohon di wilayah Kabupaten Indramayu, yang acara seremonialnya dipusatkan di halaman parkir obyek wisata Water Park Bojongsari, Rabu (15/12) pagi.

“Selama sepuluh tahun saya yang mendampingi Bapak Yance sebagai Bupati Indramayu. Kini, Pak Yance yang mendampingi saya. Ya, gantian mendampingi,” tutur Anna Sophanah kepada Pendopo Indramayu.

Diperoleh keterangan, acara aksi penyelamatan lingkungan dengan tema penghijauan itu merupakan program lanjutan pihak Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, kemudian pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu kabarnya ikut nimbrung demi kesuksesan aksi pencanangan program mencegah pemanasan global dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Sby) yang bertajuk “One Billion Tree” (OBIT)- Satu Juta Miliar Pohon.

Konon, seluruh lahan kritis dan yang diperkirakan bakal mengancam keselamatan lingkungan, akan ditanami “rambut bumi” (pohon). Demi kelancaran dan kesuksesan program penghijauan itu, pihak Kantor Lingkungan Hidup menggandeng berbagai lembaga pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perbankan, LSM, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Perguruan Tinggi, Pelajar, Pramuka, wartawan, dan sejumlah kalangan lainnya.

Program penghijauan yang bertajuk “Balad Kuring“ atau “Bala Reang” Tanam Pohon itu, dimeriahkan dengan pawai sepeda onthel kuno. Bupati Indramayu Anna Sophanah yang melepas dan memimpin rombongan bersepeda itu dari Pendopo Bupati Indramayu menuju obyek wisata Water Park Bojongsari.

“Semua pihak dilibatkan dalam program penghijauan itu. Ibu Anna-lah yang memimpin acara penghijauan Balad Kuring tersebut,” ujar Ir. Aep Surahman, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu di kantornya, Selasa (14/12) sore.

Hari itu pula, seragam berupa kaos berbagai warna dan corak dari sejumlah “sponsor” terlihat mulai dibagi-bagikan kepada sejumlah pihak yang dilibatkan dalam program penghijauan yang dipustakan di arena obyek wisata Water Parka Bojongsari Indramayu tersebut. (Satim)*** Foto-foto : Satim

Sumber : pendopoindramayu,blogspot.com, Rabu, 14 Desember 2010

Selasa, 30 November 2010

Presiden: Tinjau Ulang Peraih Adipura

PENGHARGAAN LINGKUNGAN

Presiden: Tinjau Ulang Peraih Adipura

Ratusan peserta Hari Menanam Pohon Indonesia menanam pohon di area resapan Waduk Ir H Djuanda di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (28/11). Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengklaim, hingga akhir Oktober 2010, lebih dari 610 juta pohon telah ditanam pada sejumlah program penanaman. (Kompas/Mukhamad Kurniawan)***

PURWAKARTA, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kementerian Lingkungan Hidup meninjau ulang kota dan kabupaten yang pernah meraih penghargaan Adipura. Jika ternyata gagal mempertahankan kebersihan, selayaknya penghargaan tersebut dicabut.

”Jangan pada saat tim penilai datang, semua dibuat bagus. Seminggu bagus, minggu kedua sudah goyah, bulan kedua sudah kacau-balau. Tidak tepat Adipura diberikan kepada pejabat, kota, atau daerah seperti itu,” kata Presiden pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2010 di kawasan Waduk Ir H Djuanda di Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (28/11).

Konsekuensi mendapat penghargaan Adipura atau penghargaan lingkungan lain adalah menjaga dan terus memperbaiki kondisi lingkungannya. Presiden menilai masih ada daerah yang belum baik lingkungannya. Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk mewujudkan lingkungan menjadi semakin bersih, sehat, dan rapi.

Pada peringatan ketiga Hari Menanam Pohon Indonesia itu, Presiden, Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, petinggi partai politik, serta unsur pimpinan daerah menanam pohon di sekitar Tanggul Ubrug. Kawasan itu berada di daerah aliran Sungai Citarum yang mendesak untuk direhabilitasi.

1 miliar pohon

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebutkan, penanaman pohon pada 28 November 2010 dilakukan secara serentak di kota/kabupaten seluruh Indonesia. Kegiatan ini untuk mendukung gerakan penanaman 1 miliar pohon tahun ini serta program penurunan emisi gas rumah kaca 26 persen pada 2020 mendatang.

Menurut Zulkifli, hingga Oktober 2010, tercatat lebih dari 610 juta pohon telah ditanam. Dengan komitmen pemerintah daerah dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, target penanaman 1 miliar pohon diharapkan dapat tercapai.

”Pada kurun 2007-2009, dari target penanaman 400 juta pohon, terealisasi penanaman 447,6 juta pohon di berbagai daerah,” kata Zulkifli.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta tiga gubernur lain yang menggelar konferensi jarak jauh dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, menyatakan optimistis mencapai target penanaman pohon di daerah masing-masing.

Demi mendukung program tersebut pada tahun-tahun mendatang, menurut Zulkifli, pihaknya akan terus mendorong berdirinya unit pembibitan rakyat serta posko pelayanan bibit di setiap dinas kehutanan kota dan kabupaten di Indonesia. Di beberapa daerah, terutama di lahan kritis yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki, penanaman pohon melibatkan TNI Angkatan Udara untuk menebar benih tanaman dari udara.

”Sebagian lagi bekerja sama dengan perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung penanaman pohon,” kata Zulkifli.

Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah daerah, menurut Syahrul, adalah ketika masyarakat menuntut keuntungan ekonomi segera dari gerakan menanam pohon. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah pusat turut memikirkan ekonomi warga, antara lain dengan membantu industri kecil pengolah hasil hutan atau memberikan bibit pohon yang pendek umur dan bernilai ekonomis. (mkn)***

Sumber : Kompas, Senin, 29 November 2010 | 03:40 WIB

Ada 7 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

  • Deni Mariwawo

Senin, 29 November 2010 | 22:02 WIB

tim penilai Adipura yang dilihat lokasi yang bersih2 itupun yang pandu pejabat setempat....

Balas tanggapan

  • delfis bintan

Senin, 29 November 2010 | 21:37 WIB

jgn kebersihannya yg di nilai.tapi managemen pengelolan sampah setiap kota tsb yg di nilai.

Balas tanggapan

  • Riswan T Tarigan

Senin, 29 November 2010 | 15:35 WIB

Jangan minta melulu Pak, sekali-sekali di printahkan dong.

Balas tanggapan

  • eko cahyono

Senin, 29 November 2010 | 15:23 WIB

penilaian "Adipura" memang selayaknya tidak hanya dilakukan dalam "satu" kali penilaian, tetapi juga diharapkan dalam satu tahun. sehingga syarat-syarat untuk mendapatkan "Adipura" dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas, bukan hanya untuk kepentingan segelintir orang. Keterlibatan masyarakat merupakan unsur yang harus terus ditingkatkan, sehingga ada rasa memiliki "lebih", selain itu anggaran dapat lebih "dihemat" untuk alokasi yang lebih baik lagi. Sosialisasi penilaian dan hasil Adipura bisa lebih ditingkatkan. Semoga bisa membuat seluruh wilayah Indonesia nyaman.

Balas tanggapan

  • Andika Priyadi

Senin, 29 November 2010 | 14:49 WIB

yu kita menanam pohon , banyak pohon banyak rezeki :)

Balas tanggapan

Selasa, 09 November 2010

KEHUTANAN : Pagu Anggaran Naik Jadi Rp 6 Triliun

KEHUTANAN

Pagu Anggaran Naik Jadi Rp 6 Triliun

JAKARTA, Hutbun Indramayu - Pagu anggaran Kementerian Kehutanan naik dari Rp 3,4 triliun tahun ini menjadi Rp 6 triliun pada tahun 2011.

Pemerintah akan memanfaatkan kenaikan anggaran itu untuk memberikan insentif bagi pegawai Kementerian Kehutanan di daerah terpencil untuk mengoptimalkan program penegakan hukum dan penanaman pohon.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan hal itu di Jakarta, Minggu (7/11). Pegawai Kemhut di daerah terpencil akan mendapat insentif antara Rp 1 juta dan Rp 1,5 juta per bulan sesuai lokasi tugas mereka.

”Bagaimana mereka bisa berkonsentrasi menjaga kawasan hutan dengan penghasilan yang ada, sementara keluarga butuh biaya berobat atau uang sekolah. Harus ada insentif bagi mereka sehingga pengawasan hutan dan pembinaan masyarakat di sekitar kawasan hutan bisa lebih optimal,” ujar Zulkifli.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto menjelaskan, tambahan gaji tersebut akan diberikan kepada sedikitnya 4.000 pegawai kehutanan yang bertugas di taman-taman nasional dan kawasan konservasi yang terpencil. Alokasi dana yang diusulkan dalam program insentif itu mencapai Rp 75 miliar.

Kemhut juga akan melanjutkan pembiayaan hutan tanaman rakyat melalui Badan Layanan Umum (BLU) untuk mempercepat akses masyarakat mengelola kawasan hutan produksi.

BLU sudah menyalurkan kredit berbunga lunak kepada petani hutan tanaman rakyat di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar Rp 70,1 miliar, Minahasa Utara (Sumatera Utara) Rp 48,5 miliar, Mandailing Natal (Sumut) Rp 562 juta, dan Tebo (Jambi) Rp 2,5 miliar. (Ham)***

Sumber : Kompas, Senin, 8 November 2010 | 04:14 WIB

Rabu, 09 Juni 2010

Hari Ini, Sepeda Lawas Ikut Pawai ADIPURA 2010

Hari Ini, Sepeda Lawas Ikut Pawai ADIPURA 2010

INDRAMAYU – Hari ini, Rabu (9/6) pagi, Pawai Adipura 2010 Kabupaten Indramayu digelar. Sekitar ratusan pecinta sepeda lawas (kuno) yang tergabung organisasi Pedal (Pecinta Sepeda Lawas) Indramayu, sejak pagi mereka sudah berkumpul di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten Indramayu. Konon, mereka ingin berpartisipasi untuk memeriahkan acara iring-iringan mengarak Piala Adipura 2010 yang baru saja diterima Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin (Yance) pada Selasa (8/6) siang di Istana Negara, Jakarta dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Yayan Mulyantoro MM terlihat ikut mengawal keberangkatan pawai Adipura 2010 berkeliling wilayah Kabupaten Indramayu bersama sejumlah pejabat penting lainnya.

Ada juga Heri Helman, Kepala Dinas Kebersihan dan pertamanan Kabupaten Indramayu yang sejak dulu mencintai sepeda kuno bersama sejumlah pejabat lainnya, dan juga Ormas pemuda tutur menyemarakan pawai Adipura. Kemeriahan itu, tampaknya sebagai tumpahan karena Kabupaten Indramayu berhasil menyabet penghargaan sebagai kota terbersih di Indonesia untuk ke sekian kalinya.

Bupati Indramayu, Dr. H. Irianto MS Syafiuddin mengatakan, seluruh lapisan masyarakat Indramayu harus ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan daerahnya. “Mari kita jaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pertahankan gelar sebagai kota terbersih untuk selama-lamanya,” katanya. (Satim)*** Foto-foto :Dok. Satim

Jumat, 04 Juni 2010

Semarak Hari Ulang Tahun Penggemar Sepeda Lawas (Pedal) Indramayu


ONTHELIS: Ribuan onthelis yang tergabung dalam beragam komunitas dari berbagai daerah di tanah air turut menyemarakan syukuran tiga tahun Pedal. Tampak gambar Bupati Indramayu DR. H. Irianto MS Syafiuddin dan istri Hj.Anna Sophanah, Ketua DPRD Kab.Indramayu Drs. H. Rozak Muslim dan ribuan onthelis lainnya mengikuti ngontel touring, Minggu (30/5). (Pelita/ck-103)*** Foto-foto : Saprorudin/Satim

Semarakkan Tiga Tahun Pedal

Ribuan Onthelis Ngontel Touring di Kota Mangga

Indramayu, Pelita

Menyemarakan syukuran tiga tahun Penggemar Sepeda Lawas (Pedal) Indramayu sekaligus memperingati 102 tahun Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Onthel Nasional, ribuan onthelis daerah dan nasional yang tergabung dalam beragam komunitasnya dari berbagai daerah di tanah air seperti Komunitas Onthel Batavia (Koba) Jakarta, Paguyuban Onthel Djokjakarta (Pojok) Jogjakarta, Bersama Komunitas Onthel Karawang(Berko) Karawang, (PSHG) Garut, dan komunitas lainnya kumpul bareng di Wisma Haji Kab.Indramayu selama dua hari Sabtu – Minggu (29 – 30/5). Demikian dikatakan Ketua Panitia Drs. H.Yayan Mulyantoro MM.

Menurutnya, agenda yang di kemas dalam rangkaian HUT Pedal ke-3 ini, diantaranya ngontel ke pendopo kabupaten untuk anjangsana dengan Bupati Indramayu Dr. H. Irianto MS Syafiuddin, dilanjutkan dengan tukar menukar cinderamata dan pada pagi harinya (Minggu 30/5), ngontel touring ke situs Mbah Wiralodra, ke pantai Balongan dan balik lagi ke Wisma Haji. “Saat touring peserta diwajibkan menggunakan sepeda tua / onthel tua beragam merek dan berkostum pakaian tempo dulu / batik / baju adat,” kata Kadis Perkebunan dan kehutanan Kab.Indramayu ini.

Ketua Pedal Indramayu H. Muchamad mengatakan untuk mempererat tali silaturrahmi sesama onthelis, maka dalam rangkaian syukuran Pedal ke – 3 ini pihaknya sengaja mengundang onthelis dari berbagai daerah di tanah air untuk ngontel touring di Kota Mangga mulai dari Wisma Haji ke situs Mbah Wiralodra dilajutkan ke pantai Balongan dan balik lagi ke Wisma Haji.

Yang pasti kata Muchamad melalui Kebangkitan Onthel Nasional pihaknya menjawab tantangan pengurangan emisi gas buang. (ck-103)*** Foto-foto : Saprorudin/Satim

 

My Blog List

Site Info

free counters

Followers